Pages

TINDAK TEGAS SIAPAPUN YANG MENANGKAP IKAN DENGAN CARA DI STRUM, DI TEMBAK, DI BOM, DI OBAT DAN PUKAT HARIMAU.. LESTARIKAN ALAM, BUDAYAKAN MANCING CnR

Rabu, 31 Juli 2013

Menikmati Pesona Segara Anakan

Ingin berlayar di sela-sela gerumbul bakau? Datanglah ke Segara Anakan, satu-satunya estuari di Pulau Jawa


Estuari adalah perairan semi tertutup yang berhubungan bebas dengan laut. Di sinilah terjadi percampuran air laut yang asin dengan air tawar dari sungai. Perairan ini terhalang Pulau Nusakambangan, hotel prodeonya para penjahat kelas kakap.


Kaya Ikan dan Burung
Dilihat dari sisi ilmu lingkungan, pencampuran dua jenis air berbeda kadar garam itu mengakibatkan tumbuhnya komunitas yang khas dan unik. Bahkan, menurut Tri Nurcahyo, Dosen Program Sarjana Perikanan dan Kelautan, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Segara Anakan adalah pusat ekologi tropis terbaik di Asia yang akan ditiru Jepang dengan anggaran hingga Rp100 triliun.
 


Keunikan estuaria tersebut sangat menarik. Betapa tidak, di Segara Anakan terdapat 45 jenis ikan, di antaranya sidat, ikan lidah, dan ikan sebelah. Belum lagi berjenis-jenis burung yang berstatus dilindungi, antara lain Cangak Merah, Cangak Abu, Kuntul Besar, Kuntul, Kuntul Kecil, Bluwok, Bangau Tong Tong, Camar, Gagajahan, Raja Udang, dan Burung Madu. Masih ada pula burung-burung migran, seperti Trinil, Gagajahan, dan Cerek. Mereka datang dari belahan bumi utara mulai September hingga April menyinggahi hutan bakau.
 
Segara Anakan juga merupakan lumbung benih udang yang akan berkembang di Laut Selatan Jawa. Tingginya bahan organik di perairan hutan bakau memungkinkannya menjadi tempat pemijahan, pengasuhan, dan pembesaran atau mencari makan dari beberapa ikan atau hewan air tertentu.

Hutan Bakau hingga Mancing

Melayari jalur-jalur sungai di sela-sela gerumbul bakau yang luasnya hingga 5.000 ha adalah pengalaman sangat mengasyikkan. Terpaan angin dan suara kecipak air dibelah perahu motor membuat penat terasa menguap. Bila mengajak keluarga, putra-putri Anda pun bisa dikenalkan pada 26 jenis tanaman bakau di tempat ini. 

Sementara bagi yang hobi mancing, Anda pun dapat mencoba memperdaya ikan kakap merah, baleng, ataupun cangkek sekaligus menikmati suasana kampung laut. Lokasi pemancingan biasanya di daerah Kejen atau dekat situs peninggalan sejarah yang berupa candi. Untuk keperluan mancing, Anda dapat menyewa perahu di Seleko dengan ongkos Rp150.000—Rp200.000 per hari. 

Lain pula ongkos sewa perahu untuk berkeliling perairan, berkisar Rp50.000—Rp100.000 per jam tergantung kepiawaian Anda menawar. Namun, kalau mau irit, ajaklah rombongan karena satu perahu tempel memuat 10 orang. 

Apabila Anda ingin menikmati seluruh panorama Segara Anakan dan nuansa empat kampung lautnya, yaitu Panikel, Ujung Alang, Ujung Gagak, dan Klaces, datanglah pagi-pagi. Pasalnya, paling tidak diperlukan waktu seharian untuk memutari kawasan tersebut.

Anda tertarik? Segeralah meluncur ke sana. Musababnya, jika tidak ada tindakan konservasi yang serius dari pemerintah, kawasan langka tersebut akan berubah menjadi daratan dalam beberapa tahun mendatang. Biang keladinya, muntahan material sedimen dari mulut Sungai Citanduy dan Cibeureum yang mencapai satu juta meter kubik per tahun telah membuat perairan ini menjadi semakin dangkal.

Soal kondisi jalan menuju ke Segara Anakan, tidak perlu dikhawatirkan. Untuk mencapai Seleko yang menjadi pusat mangkal perahu sangat mudah karena lokasinya cukup dekat dengan Kantor Bupati Cilacap atau kantor Pertamina. Hanya sekitar 15 menit perjalanan dengan bus dari terminal. Usai berwisata, Anda dapat membeli ikan jambal, jahan, atau kakap yang telah diasinkan sebagai buah tangan.
 


 Sumber dan diedit dari : http://www.agrina-online.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar