Dasar dari Segala Dasar Teknik Casting
( penulis Hanif adi - babbypopping )
oleh Mania Mancing Kakapputih
pada 1 April 2012
pukul 12:44 ·
Tulisan ini berangkat dari banyaknya pertanyaan dasar seputar casting
air tawar dan payau/asin yang saya lihat di berbagai forum. Jujur,
banyak pertanyaan dasar yang dijawab dengan jawaban’ kelas lanjutan’,
Sehingga kebanyakan castinger berkembang bukan melalui teori tapi dari
praktek langsung di lapangan ( walaupun inilah yang seharusnya ) atau
malah sudah keder terlebih dahulu sehingga malas memulai. Jujur lagi,
tulisan ini tidak seluruhnya dari pengalaman pribadi dan bukan
seluruhnya ketikan tangan saya (banyak yang copas), karena saya juga
masih benar-benar newbie dalam hal casting (bisa dilihat nanti dari
tulisan saya yang ngawur..) Sebenarnya tulisan ini adalah kumpulan dari
berbagai artikel dan saya hanya iseng saja merangkum sebagian ilmu
tentang casting yang tersebar di seluruh jagat forum tentang mancing.
Jadi sekali lagi, saya hanya memulai dan senior-senior pula yang menuntun dan mengakhiri..
Maka diharapkan koreksi serta saran dan kritik yang membangun agar ke depannya thread ini bisa menjadi acuan bagi yang benar-benar newbie yang bertanya seputar casting, khususnya lightcasting.
Warning!!! Thread ini bukan untuk konsumsi para senior..!! Ini
benar-benar hanya diperuntukkan bagi pemula yang akan dan baru kenal
casting atau malahan yang baru kenal mancing dan ingin terjun langsung ke dunia casting.
Okay, let's get the thread started..!!
Pertama dari semuanya, kita akan berkenalan terlebih dahulu dengan
yang namanya CASTING. Minturut kamus Bahasa Inggris-Indonesia oleh John
M. Echols dan Hassan Shadily, arti casting yang diambil dari kata CAST
adalah kasta (masyarakat), jelas saja bukan itu yang dimaksud..hehe..
Kalau dari www.artikata.com,
yang dimaksud dari casting adalah "the act of throwing a fishing line
out over the water by means of a rod and reel", yang kurang lebih
artinya "aksi melempar senar pancing keluar menuju ke air dengan
menggunakan alat Rod (joran) dan reel”.
Nah, dari sini saja kita bisa tarik kesimpulan bahwa inti dari
casting adalah lempar 'something', yang sering kita sebut 'lure' atau
umpan buatan. Bisa mini popper, minnow dll. (Nanti akan ada pembahasan
tersendiri).
Dan ingat, yang terpenting adalah menggunakan Rod dan Reel. Kalau
tidak manggunakan Rod dan Reel (juga ada pembahasan lebih lanjut) ,
berarti belum bisa dinamakan casting..hehehehe..
Dan juga, Casting termasuk dalam sportfishing, dikarenakan kita
dituntut untuk terus menerus melempar dan menggulung benang sampai ikan
berhasil 'nyangkut' di lure kita. Itulah yang membedakan casting dengan
teknik tradisional (dasaran ) walaupun awalnya sama2 cast (lempar).
Oke, sekarang kita lanjut menuju ke Pembahasan mengenai tackle / peralatan yang akan digunakan,
1. Rod ( Joran )
Rod adalah benda panjang yang menyerupai galah, kegunannya tentu saja
bukan untuk mengambil mangga ( walaupun teman saya ada yang pernah
nyobain dan berhasil), tetapi berperan sebagai perpanjangan lengan kita
dalam hal melempar lure, memainkan lure serta 'menghajar' ikan.
Nah, joran apa yang tepat untuk kita gunakan dalam casting?
a) Bahan Carbon, sebenarnya hal ini tidak mutlak. Tapi dikarenakan
kita dituntut untuk terus melempar, maka pilihan joran berbahan carbon
yang notabene jauh lebih ringan daripada bahan lainnya terutama fiber,
sangatlah membantu castinger agar tidak mudah kecapaian, sehingga
intensitas lempar lure semakin banyak dan otomatis semakin tinggi pula
kesempatan untuk strike. Terapkan semboyan Rajin Pangkal Strike..!!
b) Panjang joran, (lagi-lagi) minturut penuturan beberapa
koresponden, panjang paling nyaman untuk casting berkisar di 6 feet
sampai 7 feet. Hal ini berpengaruh pada jarak lemparan dan juga kondisi
spot mancingnya. Semakin panjang joran, maka semakin jauh jarak lontaran
dan sebaliknya. Tetapi apabila kondisi spot yg sempit dan banyak pohon,
maka pilihan panjang joran yg lebih pendek adalah sesuatu yang cukup
krusial.
c) Kelas lbs joran, gunakan joran yang memiliki kelas 6-12 lbs, 8-17
lbs dan 10-20 lbs ( tergantung dari senar/line yang kita pakai )
d) Action joran, ada beberapa jenis action dr joran (CMIIW), yaitu
slow, medium, medium-hard dan hard. Dalam hal ini yaitu casting, sangat
tergantung dr 'kenikmatan' pemakainya dan tentu saja lure yang akan kita
gunakan. (Biasanya) joran yang digunakan untuk casting adalah action
medium-hard dan hard.
e) Merk dan Harga, banyak orang mengatakan "Ada uang Ada rupa".
Semakin mahal, maka semakin bagus pula kualitas joran tsb. Tapi tentu
saja tidak harus mahal untuk memulai casting, karena perlu diingat bahwa
kepuasan menghajar ikan menggunakan tackle murah (tp tidak murahan)
lebih terasa puas daripada menggunakan tackle mahal ( ini tentang
kepuasan bukan kenikmatan lho..hehe)
Berikut adalah beberapa merk joran yang sering didengar, Shimano,
Daiwa, Eupro, Pioneer, Kamikaze, Maguro, Okuma, Seahawk dll. Joran
berkisaran 200 ribu sampai 1 jutaan bisa dibeli untuk memulai kehidupan
baru..
2. Reel ( Penggulung Senar )
Reel adalah suatu benda yang menyerupai.......... Apaan ya? sumpah, nge-blank..!! Lanjuuuuuttt
Gunanya untuk menggulung senar, tempat penampungan senar (TPS), dan lain sebagainya.
Ya kalo dipaksa diibaratkan, perannya mirip dengan telapak tangan
serta jari waktu kita hand line lah (memancing dengan gulungan biasa,
tanpa rod dan reel ).
Nah, reel apa yang tepat untuk kita gunakan dalam casting?
Nah lho, apaan ya?? haha, saya kurang referensi nih kalo soal reel.
Yang saya tau hanya dimensi dari reel tsb.
Karena yang kita bicarakan adalah lightcasting, maka reel dengan
ukuran 1000-4000 (Shimano size) adalah ukuran yang pas untuk ber-casting
ria. Merk reel yang umum digunakan adalah Shimano, Daiwa, Ryobi,
Maguro, Okuma, Kamikaze, Pioneer, Seahawk dll.
Dan juga perhatikan gear ratio nya, pilihlah minimal yang mempunyai gear ratio sebesar 4,9 : 1
Selebihnya mohon ditambah ya para senior..hehe..
3) Line
Line adalah benda yang menyerupai mie dengan berbagai warna..hehe..
Kalo diibaratkan, line adalah kabel penghubung yang menghantarkan
energi-energi positif yang akan membuat anda menggelinjang tak karuan .
Kalo banyak orang bilang joran yg terpenting, tapi menurut saya ya
line-lah yg terpenting. Bayangin aja kalo mancing gak pake line..
hehehe.. Lanjuuuutttt..
Line / Senar / Kenur ada 2 jenis yang sering dijumpai, yaitu PE Line (Mulitifilament line yah?? CMIIW) dan Monofilament Line.
Dalam casting, PE ‘hampir’ mutlak untuk digunakan. Walaupun tidak
semutlak popping (casting kelas berat) dan Jigging, karena teman saya
yang casting menggunakan Monofilament tetap aja lebih banyak strikenya
dibanding saya (hoki dan timing yang pas berperan besar..kekekekekek).
Yang jelas keuntungan dari PE adalah kemampuan lontarannya yang lebih
jauh, daya tampung ke reel yang semakin banyak (karena diameternya
kecil jika dibanding dgn Mono yang berukuran lbs sama), dan tentu saja
daya lenturnya yg kurang sehingga ikan akan lebih mudah hook up
(kecantol,red).
Oh ya, hampir kelupaan, satuan line biasanya menggunakan lbs / pounds.
Kalo di PE line, biasanya menggunakan satuan angka, yaitu PE 1, PE 2
dst. Semakin besar angka maka semakin besar pula kekuatan lbs line tsb.
Pembahasan untuk terbuat dari apa saja bahan dari kedua line tsb mungkin akan dibahas oleh senior2 di page2 berikutnya. ^^
4. Leader (Perambut)
Untuk yang satu ini gak usah pake ibarat2an yah.. hehehehe..
Leader, minturut kamus, artinya pemimpin. Nah, dari situ saja sudah
bisa dikira2 kan? Bahwa leader adalah ‘pemimpin’ paling atas dari main
line (kenur utama) yang kita gunakan. Karena dia adalah pemimpin
(leader), maka otomatis dia harus memiliki kekuatan yang lebih besar
dari sang prajurit ( main line ).
Apabila main line berkekuatan 20 lbs maka leader harus lebih kuat
lagi, minimal 1,5 kali dari kekuatan main line. Hal ini dimaksudkan
untuk meredam kejut apabila strike terjadi, sehingga prajurit tidak syok
(putus).
Kegunaan lainnya adalah untuk menyamarkan keberadaan mainline, dalam
hal ini adalah PE. Karena sifat PE yang sangat terlihat, maka kegunaan
leader terutama yang berjenis fluorocarbon akan sangat membantu rate
strike. Jadi, kesimpulannya jika anda menggunakan PE sebagai mainline,
maka kehadiran leader, terutama fluorocarbon, adalah wajib adanya.
Nah, soal menyambung antara leader dengan mainline, usahakan jgn
menggunakan kili-kil (swivel). Usahakan menggunakan ikatan langsung.
Untuk kelas ringan, saya anjurkan menggunakan Albright Knot. Simpe, tapi
sudah cukup kuat untuk bertarung dengan ikan2 medium. CMIIW
5. Lures ( Umpan2 Buatan )
Nah, kalo yang ini, saya ibaratkan sebagai peluru. Seandainya kita
adalah tentara yang sedang berperang di medan tempur. Senjata canggih
neh ceritanya, AK 47, M 16 dll lah, begitu udah siap perang, musuh dah
di depan, eh, peluru ketinggalan di rumah.. No Comment dah..
(berdasarkan pengalaman pribadi..wkwkwkwkwkwkwkwk)
Jadi, kesimpulannya lure adalah umpan buatan yang kita lontarkan
menuju ke peraduan ikan target kita. Digerakkan sedemikian rupa dengan
berbagai cara retrieve (menggulung) serta berbagai cara menggerakkan
joran (twitch dan lain sebagainya). Akan kita bahas di pertemuan
selanjutnya.
Bahan lure tsb bisa dr kayu, plastic, besi, karet dsb.
Berikut adalah jenis2 lure yang umum diketahui (kalo yang aneh2 bisa Tanya ke senior2 di sini..hehehe),
Lure Minnow
Seperti yang terlihat pada gambar, Lure minnow adalah sejenis ikan
kecil yang bergerak secara alami seperti ikan. Kebanyakan lure jenis
minnow merupakan tiruan bentuk dan warna ikan yang hampir sama persis.
Lure ini digunakan pada fresh water dan salt water, biasanya effektif
pada saat ikan sedang lapar dan rakus. Lure jenis ini tersedia dalam
berbagai jenis kedalaman, shallow type untuk target ikan yang relatif
tidak dalam (dekat dengan permukaan), deep type untuk target ikan yang
bermain di kedalaman, floating type merupakan lure yang bermain
dipermukaan dan sinking type merupakan lure yang cepat sekali tengelam
untuk target ikan didekat dasar.
Lure Top Water
Lure jenis ini menggoda/menarik ikan di permukaan. Lure ini beraksi
seperti ikan kecil yang panik dan lari menjauh. Lure ini sangat effektif
untuk memancing ikan yang bermain disekitar permukaan. Yang termasuk
lure jenis ini antara lain jenis pencil dan Lure popper yang menciptakan
cipratan dipermukaan dan menimbulkan bunyi yang menggoda ikan.
Lure Vibration
Lure Vibration ini menghasilkan gerakan bergetar yang tinggi dengan
bergoyang-goyang untuk menarik ikan bahkan dalam perairan dingin atau
dengan jarak pandang yang rendah.
Nb. Gambar menyusul.. (kapan-kapan ya..hehehehehe)
Nah, ini adalah saat yang tepat untuk kita berbicara tentang BALANCE TACKLE. Yuuuuukkk mariiiii..
BALANCE TACKLE adalah kondisi dimana tackle/peralatan kita dalam
kondisi yang pas settingan-nya. Maksudnya, antara rod, reel, dan line
(bahkan berat lure) dalam kondisi yang tidak ‘berlebihan’ satu sama
laen. Bingung? Ane juga bingung neh..kekekekekekek.. Lanjuuuutttt
Kita misalkan begini, saya mempunyai joran kelas 20 lbs, maka saya
akan membeli line dengan kekuatan maksimal 20 lbs juga. Kenapa begitu?
Karena saya berasumsi ketika saya fight dengan ikan yang beratnya jauh
melebihi kekuatan maksimal joran, maka diharapkan line putus duluan.
Nah, bayangkan apabila saya menggunakan line 40 lbs dengan joran 20 lbs,
dengan cerita seperti diatas, maka kemungkinan joran patah akan sangat
besar, karena line sangat jauh melampaui batas kekuatan joran. Semoga
bahasa saya bisa dimengerti.
Kemudian lanjut ke reel, sama dengan joran, reel juga mempunyai batas
kekuatan line berapa yang boleh ‘masuk’ ke dalam reel tsb. Biasanya
tertulis di sekitar spool. Reel juga bisa jebol apabila max drag (spool
dikunci mati), sedangkan line jauh melebihi kekuatan reel. CMIIW. (Maaf
senior, saya ga paham soal reel..hwehehehehe)
Begitu juga dengan berat lure, jika di joran tertulis casting weight /
lure weight hanya 7-21 grams misalnya, maka gunakan lah lure yang
beratnya di kisaran tsb. Apabila lure terlalu ringan dr berat yg
dianjurkan maka casting akan terasa lebih sulit (tidak bisa jauh dan
aksi dr lure kurang maksimal), dan juga sebaliknya, bisa-bisa joran
patah karena lure yang terlalu berat.
Oke, kita lanjut lagi. Setelah alat sudah memenuhi syarat Balance
Tackle, maka proses selanjutnya adalah bagaimana menyatukan keseluruhan
alat itu sehingga layak tempur di medan perang.
Seperti yang sudah diketahui, mainline digulung ke reel..hehe..
Setelah tergulung dengan indah (usahakan serapat dan sepenuh mungkin, tp
jangan melebihi bibir spool, karena pasti akan kusut nantinya),
kemudian pasanglah reel ke joran. Tarik mainline melewati Ring Guide
(kolong cincin pada joran), kemudian ikat mainline dengan leader dengan
menggunakan Albright knot. Setelah semuanya terpasang dengan rapi, maka
hal yg terakhir dilakukan adalah memasang lure ke leader.
Hal ini masih jd perdebatan diantara saya dengan teman saya..hehe..
Teman saya bersikeras menggunakan Rapala Knot untuk menyambung leader ke
lure. Sedangkan saya hanya ikatan biasa yang menggunakan peniti.
Kekurangan menggunakan rapala knot adalah ketidakefisienan, karena
setiap kita mengganti lure maka kita harus memotong dan kemudian
menyambung lagi. Iya kalo cuma 4x ganti lure, kalo lebih dari 20x??
hehehehe.. Sedangkan jika menggunakan peniti maka akan sangat mudah
untuk gonta ganti istri,eh, lure dengan sangat cepat. Tetapi, kekurangan
dari penggunaan peniti adalah resiko jebol jika dihantam ikan besar.
Sedangkan rapala knot lebih kuat dalam hal meladeni perlawanan ikan
besar. Apalagi ditambah dengan aksi yang alami jika kita menggunakan
rapala knot (karena lure tidak terbebani oleh peniti).
Depend of U deh kalo soal ini. Kalo saya sih orangnya pemalas..hehehe..
-
Sekarang kita lanjut ke tahap berikutnya, yaitu Akurasi Casting dan
Teknik-Teknik Casting (serius nih, soalnya disadur langsung dari majalah
Mancing, permisi dulu ama Om MR..hehe..)
1. Akurasi Casting
Akurasi casting seringkali menjadi persoalan serius, khususnya saat casting di sungai, muara dan danau . Sebab kesalahan sedikit saja bias berakibat umpan/lure tersangkut ke berbagai macam penghalang yang banyak terdapat di hamper setiap sudut. Ragamnya bias macam2, baik batang pohon2 yang tumbang, akar2 yang menggantung, ranting yang hanyut, semak dan tumbuhan liar serta masih banyak lagi yang lainnya. Repotnya, akurasi casting berperan besar dalam menentukan apakah kita bakal mendapatkan strike atau tidak. Kita ketahui bahwa spesies sungai dan muara paling suka berlindung di tempat2 yang menurutnya aman, yang itu berarti tempat2 yang sulit untuk dijangkau.
Satu2nya cara adalah meningkatkan akurasi casting dengan rajin berlatih. Latihan paling baik dilakukan di depan rumah ketika tidak ada angin. Gunakan joran anda lengkap dengan lure-nya dan taruh sebuah kaleng atau apapun sebagai titik sasaran sejauh 10 meter. Latihan yang dimaksud meliputi ketiga teknik casting yg paling sering digunakan.
2. Teknik-Teknik Casting
Ada 3 teknik casting yang biasa dipakai oleh castinger, yaitu
a) Overhand
Berguna untuk melempar ke suatu titik yg terhalang di kedua sisi.
Mula2 tatap target lokasi dengan cermat . Posisikan joran parallel
dengan tanah dan sikut berada persis di samping rusuk. Angkat joran lalu
ayunkan joran kea rah posisi jam 10, namun pastikan anda hanya
menggunakan pergelangan tangan untuk menghentakkan joran ke depan.
Lepaskan jari yang menjepit tali pada saat ujung joran berada di sekitar
posisi jam 11. Ulangi berkali-kali hingga arah lemparan anda semakin
tepat dan umpan bisa jatuh masuk ke dalam kaleng.
b) Sidearm
Setelah menguasai teknik overhand, saatnya sekarang belajar teknik
sidearm. Teknik casting menyamping ini berguna untuk melontar umpan ke
satu titik yang berada di bawah naungan. Pegang joran parallel dengan
tanah dan sikut tetap di samping rusuk. Jika anda tidak kidal, bawa
dulou joran kea rah posisi jam 7, kini gerakkan pergelangan tangan ke
depan kuat2 dan persis pada posisi jam 6 lepaskan jepitan jari ke tali.
Ulangi lagi dan setelah semakin mahir gunakan ayunan joran untuk
meningkatkan jarak lemparan dengan tetap menjaga akurasinya.
c) Underhand
Teknik ini berguna untuk melontar umpan ke titik yang terhalang oleh
naungan dan juga di kedua sisi. Peganglah joran kira2 di sekitar
pinggul. Posisikan joran paralel dengan tanah dan gantung umpan sekitar
15-20 cm dari ujung joran. Mulailah dengan menundukkan joran hingga
mencapai sudut 45 derajat, lalu dengan gerakan yang berirama dan
bertenaga, gunakan pergelangan tangan untuk menggambar sebuah setengah
lingkaran imajiner dengan ujung joran. Lepaskan jepitan ke tali saat
ujung joran mencapai horizon. Ulangi berkali2. Naikkan ujung joran saat
umpan meluncur jika menginginkan jarak lemparan yang lebih jauh.
Nah, serius bener kan?? Hehe.. Jujur aja, latihan ini gak pernah saya
terapin secara detail. Saya beranggapan gaya mancing orang akan
‘berevolusi’ dengan sendirinya. Style setiap angler pasti berbeda2. Tapi
gak salah toh kalo dasar dari casting kita kuasai dulu?? ^^
Monggo dipraktekkin..hehe..
Oke, setelah casting sudah mahir, trus apalagi ya??
Oh ya, habis ngelempar ,tuh lure pasti masuk air kan??
Nah, berikutnya adalah teknik retrieve lure itu sendiri. Lanjuuuuuuuuutttttt..!!
Teknik Retrieve
Teknik retrieve (menggulung reel) adalah teknik pamungkas kita untuk
memperdaya ikan agar mau memakan lure kita. Peran dari retrieve
sangatlah besar, karena minturut pengalaman pribadi serta pengalaman
kawan2 lain yang saya baca di Forum serta Artikel, beda ikan beda pula
teknik retrieve kita. Sebagai contoh, Kakap Putih yang tergolong ikan
pemalas, maka retrieve yang digunakan adalah slow retrieve. Namun beda
dengan Mangrove Jack (Ungar, Fung Cho, Mangar dll), dia akan lebih ganas
mengejar lure apabila kita menggunakan teknik fast retrieve. Tapi tentu
saja hal ini tidak mutlak harus begitu adanya, semua tergantung kondisi
dan situasi. CMIIW
Teknik retrieve yang umum digunakan yaitu,
1. Slow Retrieve
Usahakan joran berada pada posisi 45 derajat (bawa busur tiap kali
pergi casting.. J/K), ujung joran bisa dibawah, bisa juga diatas.
Tergantung kondisi dan selera. Kemudian setelah lure di-cast, retrieve
dengan santai, konstan. Feeling sangat diperlukan, jangan terlalu cepat,
tp jg jangan terlalu lambat. Perbanyaklah latihan.
2. Fast Retrieve
Usahakan joran berada pada posisi 45 derajat. Ujung joran bisa
dibawah, bisa juga diatas. Kemudian setelah lure di-cast, maka cepatlah
menggulung reel. Tanpa henti dan konstan.
3. Reel in, stop and go
Teknik retrieve ini adalah kombinasi dari dua teknik yg telah
disebutkan diatas. Keseluruhan posisi joran sama akan tetapi reel
diputar, terkadang fast atau juga slow. Kemudian berhenti sejenak.
Hentakkan joran secara halus (twitching), seakan2 lure yang kita pakai
sedang dalam keadaan sekarat. Kemudian retrieve lagi. Begitu seterusnya.
4. Selanjutnya adalah teknik retrieve yang biasa digunakan ketika
kita menggunakan mini popper, khususnya tipe chugger. Setelah lure
sampai di air, tunggu sejenak agar lure seimbang. Kemudian gulung reel
sampai tali mengencang, berhenti menggulung dan hentakkan joran dengan
cepat dan bertenaga (tapi tetap santai lho.. ^^), kemudian gulung lagi,
berhenti, dan hentakkan lagi. Begitu seterusnya. Semakin banyak
gelembung air, maka semakin bagus dan ikan akan semakin marah!!
5. Untuk yang terakhir, teknik WTD (Walk The Dog), untuk yang
penasaran kenapa dinamakan Walk The Dog, ada sedikit ilustrasi
singkat..hehe.. (juga baru tau dr temen kemaren). Pernahkah anda melihat
seekor anjing yang diajak jalan2 oleh Tuannya menggunakan tali pandu?
Nah, seperti itulah gerakan lure (dalam hal ini biasanya pencil dan
stickbait) yang di-retrieve dengan teknik WTD. Lure akan bergerak ke
kiri dan ke kanan secara beraturan. Kira2 begitulah ilustrasinya
(ngawur.com..hehe..)
Teknik ini sangat dibutuhkan konsentrasi, kalo saya yang mainin udah
ganti namanya, jadi Walk The Crazy Dog. Jalannya udah ngawur kemana2 gak
karuan..hehe.. So, konsentrasi, It’s A Must ..!!
Emang agak nyebelin sih, tp kalo dah bisa, saya jamin anda bakal
ngoleksi lure jenis pencil sebanyak2nya dan dalam waktu yang
sesingkat2nya. Oke, lanjuuuuuttttt
Seperti biasa, Joran anda letakkan pada posisi 45 derajat. Dalam
teknik WTD, joran wajib barada di bawah ( menyilang kaki anda ). Gunakan
teknik slow retrieve yang sudah di jelaskan diatas. Ingat, putaran
konstan. Jika sudah merasa stabil dalam hal putaran, sekarang twitch
(kedut) secara halus tapi spontan. Jangan bertenaga tapi juga jangan
terlalu lemas ( gunakan kekuatan pergelangan tangan ). So, intinya,
teknik ini me-retrieve lure secara konstan sembari men-twitch ujung
joran beraturan dan bukan sporadis. CMIIW.
Nah, lagi-lagi, kesimpulan dari ini semua adalah ketika praktek di
lapangan bisa menjadi sangat berbeda. Variasi retrieve akan sangat
dibutuhkan untuk memperdaya ikan, maka perbanyaklah teknik retrieve. Dan
juga, siapa tahu anda akan menemukan teknik retrieve terbaru dan ampuh
dalam memperdaya ikan. Tight Lines..!!
Sekian dulu dari saya, tentu akan banyak koreksi ke depannya nanti.
Saya harap senior bersedia membantu. Sehingga semua jadi jelas..hehe..
Thanks a lot..!!
Nb. Masalah target ikan predator akan dibahas di pertemuan
selanjutnya, karena terlalu banyak yang akan dijelaskan. Sekian, Terima
kasih.
Sumber / Disalin dari : www.Forumkamifc.com
Penulis : Hanif Adi ( aka Babbypopping ) domisili Pangkalpinang
Artikel ini diambil dan di edit dari forum
nice sharing, buat nubi kayak ane....
BalasHapusnb. nulisnya kocak bikin ngakak............
sama-sama.. terimakasih juga atas kunjungannya. semoga ilmunya bermanfaat
Hapus